• ZI
  • header
  • BANTU KAMI

Selamat Datang di Website MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 HULU SUNGAI UTARA. Terima Kasih Kunjungannya

Pencarian

Kontak Kami


MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 HULU SUNGAI UTARA

NPSN : 30315549

Jalan Empu Jatmika No.211 Sei.Malang, Amuntai, Kab.Hulu Sungai Utara


info@man1hsu.sch.id

TLP : 052761009


          

Prestasi Siswa


Juara Nanang Galuh Wakil IV 2022

Noorlinda Rahma Dina



:: Selengkapnya

Banner

Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda mengenai web sekolah kami ?
Sangat bagus
Bagus
Kurang Bagus
  Lihat

Statistik


Total Hits : 72742
Pengunjung : 28694
Hari ini : 12
Hits hari ini : 65
Member Online : 4
IP : 44.192.79.149
Proxy : -
Browser : Opera Mini

Status Member

  • SHA’DILLA AM (Siswa)
    2020-07-21 10:11:29

    bingun n
  • SHA’DILLA AM (Siswa)
    2020-07-21 09:56:13

    bingung
  • Ana Ariyani, S.Pd (Guru)
    2020-07-21 09:55:08

    ayo kita belajar
  • Adi Rahman, S. Pd (Guru)
    2020-07-21 09:26:41

    Mari belajar,,,

Tanggapan Artikel Kepahlawanan Tak Boleh Mati




Oleh : Nabila Assyifa (Siswi Kelas X IPS 1 MAN 1 Hulu Sungai Utara)
Juara 1 Lomba Karya Tulis Bertema Kepahlawanan Tingkat Internal Madrasah

Melalui karya tulis ini saya akan menyampaikan beberapa pemahaman yang saya dapatkan untuk kemudian menjadi tanggapan terhadap artikel “Kepahlawanan Tak Boleh Mati” karya bapak Norpikriadi (selanjutnya disebut Pa’ Pikri).

Artikel yang sebetulnya diniatkan penulisnya sebagai cerpen dengan judul “Makam Pahlawan Tak Bertaman” itu hemat saya perlu diapresiasi. Sebab, sangat terasa sebuah dedikasi saat meniti kata demi yang mengantarkan kita pada gagasannya tentang hakikat kepahlawanan dalam konteks kekinian.

 

Pahlawan? Ada banyak pengertian kata itu, namun secara sederhana pahlawan bisa kita artikan sebagai orang-orang yang berjasa pada negeri ini. Sebagai bagian dari keberadaban, semestinyalah ingatan kolektif pada jasa mereka tidak hanya terfokus pada momen tertentu, seperti pada Hari Pahlawan saja. Kesadaran akan hal ini penting, karena kita dapat menjalani hidup sebagai bangsa merdeka, tentu tak lepas dari jasa mereka tersebut.

 

 

Untuk menanggapi artikel terkait, saya secara komparatif dalam hal ini juga menggunakan bahan bacaan lain sebagai referensi, yaitu “Pahlawan-Pahlawan Yang Enggan Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan” karya Joko Siswono, di mana baik judul maupun substansi kedua tulisan tak jauh beda.

 

 

Keberadaan Taman Makam Pahlawan tempat para pahlawan diistirahatkan, tulis Siswono, membuktikan bangsa Indonesia menghargai dan tidak melupakan jasa para pahlawannya. Namun dalam kenyataannya, mengapa beberapa pahlawan memilih berkubur di tanah biasa? Pertanyaan itu seolah terjawab dalam tulisan Pa’ Pikri, di mana terdapat narasi: bahwa di semua jengkal tanah merdeka itulah taman makam para pahlawan yang sesungguhnya.

Selanjutnya diceritakan Joko Siswono, ada contoh tentang keengganan seorang pahlawan (seorang Veteran Pejuang ’45) untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan jika ia meninggal, karena ia tak sudi berkubur di tempat yang sama dengan salah seorang koruptor yang kebetulan juga dimakamkan di sana.

 

 

aya ingat kalimat yang pernah diucapkan Bung Karno: “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena akan melawan bangsa sendiri.” Sesudah membaca bagian akhir karya Pa’ Pikri baru saya paham maksud kalimat: “melawan bangsa sendiri” itu.

Perilaku korup penguasa sejatinya merupakan cerminan dari sifat serakah, mementingkan diri, keluarga, dan kelompok sendiri, sekalipun mungkin dalam pidato-pidato formalnya sukses mencitrakan diri sebagai sosok patriotik.

 

 

Di sisi lain, di era digital ini kita seakan dikepung serbuan informasi yang tak terkendali, di mana terdapat banyak informasi menyesatkan (hoaks), yang membuat rakyat kian rentan terpecah-belah.

 

 

 




Share This Post To :

Kembali ke Atas

Artikel Lainnya :




Silahkan Isi Komentar dari tulisan artikel diatas :

Nama :

E-mail :

Komentar :

          

Kode :


 

Komentar :


   Kembali ke Atas